top of page
Search
Amanda Kalitawati

Kiat-kiat Menyeduh Kopi di Rumah ala Barista: Panduan Bagi Pemula

Updated: Jan 13, 2021

Bagi kawan-kawan yang berkunjung ke kedai kopi, barangkali memang betul-betul terpikat oleh kopinya. Dari sekedar menyesap secangkir kopi, kemudian mulai bertanya ini itu. Ada kalanya kawan-kawan berhalangan ke kedai kopi, misalnya karena istri sedang hamil tua, anak sakit, anda terserang influenza, hujan deras, atau takut bertemu debt collector, namun ingin menikmati kopi serupa di kedai kopi. Memang sudah banyak tips-tips semacam ini di internet, itung itung menghabiskan quota, penulis akan membagikannya lagi kepada Jema’ah Kaffeiniyah.


Hal yang paling fundamental untuk menempuh jalan sunyi dan radikal ini adalah, pertama: Ada grinder (baca: grainder) atau alat penggiling kopi. Ada bukan berarti harus punya. Silakan interpretasikan sendiri, asal tidak mencuri. Grinder bertenaga listrik maupun bertenaga karbohidrat silakan dipilih sesuai budget. Mengapa mesti ada grinder, tidak beli saja kopi yang bubuk siap seduh? Mohon lihat kembali judul artikel ini. Kedua, ada teko leher angsa (Goose neck kettle). Mengapa teko leher angsa? Tidak ada teko leher jerapah dalam kamus barista. Ketiga, belilah biji kopi sangrai (whole bean/roasted coffee bean). Mengapa membeli biji kopi sangrai? Sebab supaya grinder yang sudah ada memiliki faedahnya dan mendukung berkembangnya usaha ekonomi kreatif sehingga mempengaruhi angka produk domestik bruto. Itulah tiga hal yang paling fundamental sebagai conditio sine qua non untuk praktik menyeduh ala-ala barista di rumah.


Tetapi tunggu dulu, belum cukup barista jika yang anda miliki hanya sebatas itu. Berikutnya anda perlu menyiapkan timbangan digital (digital scale) dengan tingkat akurasi 0.01gr, kemudian thermometer (bukan thermometer untuk badan, khawatir bekas digunakan di ketiak), lalu timer/stopwatch (bisa gunakan telepon genggam), dan terakhir adalah alat seduh favorit anda.


Berikutnya kita bahas kembali mengenai grinder. Ada dua tipe grinder berdasarkan “mata pisau” yang digunakan. Pertama dengan tipe “burr” dan tipe “blade”. Burr grinder berfungsi meremukkan biji kopi, sedangkan tipe “blade” (pisau) berfungsi memotong biji kopi. Penulis menyarankan untuk menggunakan tipe “burr” untuk hasil gilingan yang lebih baik. Pun grinder tipe burr ada 2 jenis, flat burr dan conical burr. Jika anda kelebihan uang belilah grinder Mahlkonig EK43 (silakan googling), sebab jika anda sudah bosan, mungkin bisa tukar tambah dengan motor matic tunggangan Vale Rossi atau mobil off road sekalian. Grinder, terutama tipe burr (baik flat burr atau conical burr) juga berfungsi menyesuaikan ukuran gilingan/tingkat kehalusan biji kopi dengan metode dan alat seduh favorit anda. Kemudian teko leher angsa. Teko leher angsa dengan leher ramping dan ujung yang lancip memudahkan kita dalam mengendalikan aliran air, sehingga menuang air ke permukaan bubuk kopi menjadi lebih dramatis dan teatrikal. Jelas, anda akan tampak semakin barista.


Lalu fundamen ketiga yang akan kita bahas kembali adalah biji kopi sangrai. Biji kopi utuh yang telah disangrai, lebih segar, artinya aromanya lebih menggugah daripada anda membeli biji kopi bubuk. Jika kebiasaan ngopi Anda di rumah Senin-Kamis, penulis sarankan untuk membeli biji kopi sangrai dalam kemasan kecil, misalnya dalam kemasan 100 gram. Perhatikan juga tanggal sangrai, jika lebih dari satu-dua bulan, kemungkinan biji kopi telah berkurang tingkat kesegarannya. Gilinglah kopi sesuai kebutuhan ketika anda akan menikmatinya. Kopi yang telah digiling akan berkurang kesegarannya dalam 15 menit jika dibiarkan dengan udara terbuka. Simpanlah biji kopi dalam wadah kedap udara.



16 views0 comments

Comments


Post: Blog2_Post
bottom of page